Tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya. Nyadran dikenal juga dengan nama Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah. acara nyadran ini diawali dengan membersihkan makam, kemudia dilanjutkan dengan tahlilan di makam leluhur. Tradisi nyadran dengan berjalannya waktu banyak masyarakat yang meninggalkan tradisi tersebut, namun pada desa jawisari tradisi nyadran ini masih dijalankan.
Pada tanggal 29 februari 2024 desa jawisari mengadakan tradisi nyadran khususnya pada dusun lebari. kegiatan nyadran pada dusun lebari ini diawali dengan membersihkan makam dilanjutkan dengan tahlil bersama di makam leluhur kyai legi. kegiatan tahlil bersama untuk kegiatan nyadran yang dilakukan dipimpin oleh bapak kyai khomaedi. kegiatan ini dihadiri oleh seluruh warga desa jawisari terutama pada dusun lebari. Setelah melakukan bersih bersih makam dan tahlil bersama maka dilanjutkan dengan kegiatan syukuran. Pada kegiatan syukuran desa jawisari mempunyai tradisi yang unik tempat yang digunakan berupa tenong. tenong ini berisikan makanan untuk syukuran yang bertempatan di aula makam. Makanan yang ada didalam tenong tersebut di makan bersama oleh seluruh warga yang hadir.
Dengan adanya tradisi ini juga dapat melestarikan tradisi yang sudah berjalan sejak lama, selain itu acara tradisi nyadran juga dapat memper erat silaturahmi tiap warga yang ada.
Dipost : 06 Maret 2024 | Dilihat : 341
Share :