Jawisari - MAHASISWA UNNES GIAT 12 MEMBANGUN DESA TANGGUH BENCANA DI JAWISARI

MAHASISWA UNNES GIAT 12 MEMBANGUN DESA TANGGUH BENCANA DI JAWISARI

Jawisari, Kendal - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata atau disebut dengan GIAT 12 Universitas Negeri Semarang diterjunkan pada tanggal 02 Juli untuk melaksanakan kegiatan KKN selama kurang lebih dua bulan yaitu sampai penarikan di tanggal 29 Agustus. Program kerja yang dibawa yaitu tentang mewujudkan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) Program DESTANA ini menjadi fokus utama kegiatan GIAT 12 di Jawisari, sejalan dengan komitmen universitas dalam pengabdian masyarakat.

Tim GIAT 12 di Jawisari teridiri dari berbagai disiplin ilmu, bersatu untuk mengimplementasikan delapan program wajib DESTANA yang akan dirancang untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

Untuk mencapai tujuan DESTANA, tim GIAT 12 UNNES akan melaksanakan depalan program wajib secara komprehensif yaitu meliputi:
1. Penilaian Ketangguhan Desa
2. Kajian Risiko Bencana Desa
3. Rencana Penanggulangan Bencana Desa
4. Sistem Peringatan Dini
5. Rencana Jalur Evakuasi
6. Forum Pengurangan Risiko Bencana
7. Tim Relawan
8. Rencana Kontigensi

Program pertama, yakni Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) merupakan proses penilaian ketangguhan yang dilakukan masyarakat secara mandiri untuk mengetahui tingkat ketangguhannya. Program ini bertujuan 1) Pendidikan dan penyadaran risiko bencana pada masyarakat dan semua pihak, 2) Menyediakan data dasar (base line) ketangguhan bencana di unit pemerintahan desa/kelurahan, dan 3) Mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana di desa/kelurahan dan daerah. Sementara Kajian Risiko Bencana Desa adalah suatu cara untuk menilai potensi dampak negatif pada aset penghidupan suatu komunitas yang mungkin timbul akibat kejadian bahaya.

Rencana Penanggulangan Bencana Desa (RPBD) merupakan program strategis pada seluruh bidang/ cakupan pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan, rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas dalam suatu wilayah administratif. Sementara Sistem Peringatan Dini adalah pemberian informasi secaratepat waktu dan efektif, melalui institusi yang dipilih, agar masyarakat / individu yang rentan mampu mengambil tindakan menghindari atau mengurangi risiko, dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif.

Program kelima, yakni Rencana Jalur Evakuasi merupakan rencana penyelamatan atau rencana evakuasi efektif yang dapat dikembangkan oleh masyarakat di kawasan rawan bencana. Dalam menjalankan program tersebut perlu memperhatikan serangkaian prinsip, meliputi: 1) Parsitisipatif, 2) Efektif, 3) Menjauhi ancaman, 4) Memprioritaskan Kelompok Rentan dan Disabilitas , 5) Penyelamatan Diri dan Aset Penghidupan, 6) Mandiri. Sementara Forum PRB merupakan suatu mekanisme koordinasi dalam pengarusutamaan PRB dan berperan dalam pembentukan dan pengembangan sistem PRB menyeluruh. Pembentukan Forum PRB tingkat desa/kelurahan harus memperhatikan partisipasi/keterwakilan dari berbagi unsur meliputi; pemerintah, lembaga usaha, organisasi masyarakat, kelompok-kelompok profesi, kategori-kategori lain, termasuk kelompok difabel, kelompok perempuan, dan keterwakilan dari wilayah.

Tim Relawan desa/kelurahan merupakan wadah yang menaungi individu-individu yang secara sukarela dan siap sedia melaksanakan pengurangan risiko bencana baik dalam kondisi pra bencana, respon darurat, dan pasca bencana. Tim Relawan sangat diperlukan dalam upaya melakukan upaya kesiapsiagaan, respon pada saat terjadi bencana, dan melakukan upaya pemulihan (Rehabilitasi dan Rekonstruksi) pasca bencana. Program terakhir, yakni Rencana Kontingensi merupakan suatu upaya untuk merencanakan suatu peristiwa yang mungkin terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan peristiwa itu tidak akan terjadi perencanaan untuk mengurangi akibat yang mungkin terjadi. 


Dipost : 08 Juli 2025 | Dilihat : 17

Share :